ISU KELAUTAN BUTON POTENSIAL UNTUK DI KEMBANGKAN
Komunitas KIARA sendiri, sejak terbentuk tahun 2003, merupakan gabungan LSM berbasis lokal, nasional, maupun internasional antara lain, JPKP, Bina Desa, FSNN, Walhi, Layar Nusantara, dan Kikis. Pertemuan yang dipusatkan di Hotel Mira tersebut, dijadikan komitmen bersama untuk menjadikan Buton yang kaya akan potensi kelautan untuk dijadikan konsep sebagai pembanding dengan daerah lain seperti Menado dan Maluku.
KIARA pun akan memberikan penekanan yang rasional, tentang sebuah kebijakan pemerintah, baik lokal, regional, serta mancanegara, melalui program kongkrit berbasis pemberdayaan nelayan dan masyarakat pesisir yakni, peningkatan ekonomi nelayan, mengadakan pelatihan kompetitif, yaitu pengolahan limbah kerang menjadi pupuk pertanian, serta fungsi paralegal yang mendukung pemberian acces masyarakat pesisir terhadap informasi terlkait aktifitas kelautan dan kelanjutannya.
"Komunitas KIARA ingin berperan dalam menciptakan sebuah percepatan gagasan produktif, yang berpihak pada eksistensi masyarakat serta pemanfaatan hasil laut yang lebih terarah bagi kesejahteraan mereka, melalui intervensi kebijakan pemerintah," sisip Sekjend KIARA, M. Riza Damanik, dua hari lalu.
Sebagai tuan rumah, tentunya posisi tawar ini dimanfaatkan JPKP Buton untuk promosi aksi lembaganya. "JPKP terus membangun komunikasi dengan pemerintah terkait, respons mereka sangat baik. Tentunya, kinerja yang bertalian dengan programn secara langsung, menjadi target utama dalam mewujudkan cita-cita KIARA yang luhur," ungkap Arman Manila, Koordinator JPKP Buton, disambut aplaus dari peserta.
Dia melanjutkan, di Buton, lembaga yang pimpinnya mempunyai dua item proyek, yakni di Mawasangka,dan ditambah beberapa daerah potensial yang menjadi perhatian, misalnya Pantai Katembe dan masyarakatnya, serta keindahan potensi di Selat Lasori. "Semoga saja. langkah JPKP sejalan dengan visi pemerintah Kabupaten Buton, melalui Dinas Kelautan dan Perikanan, untuk memajukan kelestarian potensi kelautan dan masyarakatnya tentunya," tambah pria berambut putih itu, optimis.
Langkah progresif dalam menggapai tujuan KIARA, mendorong pihak negara, agar sedapatnya melinddungi hak-hak nelayan yang selama ini masih disepelekan, terbukti maraknya kasus memilukan bagi nelayan, meminta negaara melindungi perairan bagi nelayan tradisional, bersama-sama mendefinisikan pemahaman nelayan, yang saat ini telah ddisimplifikasi, tidak menyentuh pada desentralisasi profesi, lalu bagaimanaa peran perempuan nelayan yang berasal dari pesisir,dan ikut memikirkan dampak dari perubahan iklim, yang menurut data FAO, sebanyak 24 ribu nelayan meninggal akibat kondisi laut yang ekstrem. "KIARA pun berinisiatif, untuk mempelopori ide Asurransi Nelayan," ketus Riza.
Beberapa agenda konsultatif lanjutan dari KIARA antara lain, mempersiapkan sistim dokumentasi dan data integral tentang kondisi terkini dari arah pergerakan setiap anggotanya. Belum lagi, rencana partisipasi dalam pelbagai agenda kelautan level dunia di Kamboja, Copenhagen, serta Jerman.(p8)
SUMBER : http://www.radarbuton.com/index.php?act=news&nid=34837